Monday, October 8, 2012

Bapak penjual soerabi

Suatu malam, ketiga cewek bersahabat kelaperan kesana kemari mencari dimsum, risoles, pempek, dan ga ada yang kesampaian. Lalu mereka terdampar di kedai serabi, karena lapar mereka akhirnya memesan serabi sosis telor keju spesial. Dua diantara mereka bertiga sedang mengalami masa-masa galau dan bad mood, sedangkan satu diantaranya sibuk bermain dengan gantungan kelinci miliknya sembari mengganggu kedua remaja galau tersebut. Ternyata, tanpa mereka sadari bapak-bapak yang jualan serabi mendengarkan pembicaraan remaja galau tersebut yang isinya hanya mengatakan 'Aku bete! bla bla'.
Kelar makan dan bayar, salah satu bapak penjual menanyakan ke satu-satunya cewek yang tidak terkena virus bete. 'gimana serabinya? enak?'. Dengan semangat cewek tersebut mengangguk, kembali si bapak penjual bertanya 'kejunya gimana?' ternyata tadi si bapak sempat mendengar salah satu dari remaja yang sedang bad mood merutuki keju di serabinya. Lalu cewek yang ditanyai tersebut menjawab 'Enak kok pak.'

Yak, cerita diatas bukan cerpen kok, itu awal cerita gimana kami bertiga ketemu bapak-bapak penjual serabi yang ramah dan suka ngajak ngobrol pelanggannya. Dan pelanggannya sering juga orang asing, macam bule2 gitu diajak ngobrol juga wuih jadi pengen kerja sambilan disitu.
Terus beberapa hari kemudian, aku sama temenku datang lagi ke kedai serabi. Temenku nambah dua kali dan aku cuma bisa ngiler, terus ternyata di serabi yang kedua si bapak penjual sengaja bikin porsi gede biar aku bisa makan juga. (baik ya?)

Terus intinya apa sih cerita ginian? buat sharing aja sih hehehe.
Jadi, aku ikutan training entrepeneur nih di Muda Mulia.. yaaaa awalnya sih ga minat, gimana ya aku kurang suka aja kalo training training mulu ga action-action. Tapi namanya manusia itu ya bisa takabur, merasa diri udah pintar, udah cukup ilmu dan bla bla. Awalnya sih ngeremehin gitu dan mikir pasti ga beda jauh sama training yang lainnya, eh... ternyata begitu ikut training ya rontok deh itu semua pemahaman aku tentang entrepreneur.
Yang namanya entrepeneur atau business person itu ya ternyata musti jongkooooooooooook dulu dari bawah untuk membangun bisnisnya. Dari bawah banget dititis-titis (?) satu persatu, perlahan-lahan.
Ga ada yang namanya siap saji tinggal santap.
Siap saji gimana sih maksudnya? ya, mungkin dari modalnya. Kalo emang modalnya udah ada ya Alhamdulillah sok mulai aja bisnisnya. Nah, misal yang belum ada alias enol besar kayak aku, biasanya ini ya kan suka ga sabar terus pengen dapat modal secepatnya. Cara kilatnya ya utang, atau minjem papa mama sodara pacar laki suami eyang mbah tetangga. Dan ternyata di training Muda Mulia, aku yang beneran dijotos dimuka saat disampaikan bahwa yang namanya modal dari utang itu termasuk riba. Jadi modal itu beneran harus dititis dari awal banget dari kemampuan diri sendiri, ga ada yang kilat nona. Tidak ada.
'Hidup ini berat ya, mau bisnis aja disusahin.' gitu tuh aku ngomongnya.
Ada embel-embel nya pula, 'utang aja di riba in gimana mau mulai punya bisnis?'

Terus dijotos lagi.
Gara-gara baca bukunya Oki Setiana Dewi yang Melukis Pelangi, dari situ aku sadar salah aku dimana. Aku jauh dari Sang Pencipta. Aku lupa, modal itu turunnya darimana sih? bukan dari bank, bukan dari tetangga. Dari Yang Maha Memiliki lah. Lalu, aku juga lupa kalau diri sendiri aja itu udah merupakan modal paling penting yang diberikan oleh Allah SWT.
Terus jadi ingat tentang Quantum Ikhlas yang sempat aku baca, dan semua itu nyambung. Yang namanya manusia itu cuma bisa ikhtiar, hasil akhirnya di pasrahkan dan diserahkan sama Allah SWT. Udah gitu aja, simple.

Yang bikin shock lagi nih ya dari training yang aku dapetin. Trainer nya jujur banget nampar kita dengan kenyataan kalau gagal itu pasti. Hakiki wujudnya. PASTI GAGAL, di awal.
Jadi yang namanya mau mulai bisnis itu, habisin aja dulu jatah gagalnya sampai akhirnya kedapetan itu suksesnya. Trus yang namanya berbisnis itu tiap fase pasti selalu ada tantangan dan cobaan, dan hal itulah yang bikin kita makin dekat sama sang Pencipta. Karena setiap dapat cobaan bisa lari kemana lagi coba? selain ke satu-satunya pegangan yang kamu punya, yaitu Agama dan keyakinan.

Sejak itu, pandangan awal aku soal entrepeneur benar-benar rontok oleh dua kali pertemuan doang. Susah dijelasin kalo lewat tulisan, yang jelas rasanya tertampar aja dan merasa diri benar-benar udah takabur selama ini.
Alhamdulillah setiap kelar training ini enggak pernah merasa gamang, layaknya kalo habis ikut kelas motivasi atau training lain (itu kenapa aku kurang suka training, biasanya terlalu mengiming-imingi). Yang ada makin merasa yakin dan makin berkembang dalam pola pikir, ga cuma di dunia bisnis aja tapi juga untuk aspek-aspek yang lain bisa di aplikasikan. Intinya sih, apa-apa itu semua kembali ke Sang Pencipta.

Terus apa sih ini hubungan cerita ini sama judul diatas? cerita kok ngalor ngidul -___-
Jadi, tadi abis training itu aku ke kedai serabi ngobrol-ngobrol sama bapak serabi. Ternyata asyik ngobrol sama orang tua pengalaman mereka banyak, lebih asyik lagi kalo satu visi dan satu pola pikir. Ternyata jangan kira penjual serabi cuma sekedar 'penjual serabi', mereka entrepeneur sejati. Dari sekilas lihat aja kelihatan dari raut wajah mereka, cara berbicara, dan topik pembicaraan. Walaupun kedai nya kecil tapi kelihatan kalau mereka mencintai bisnis mereka, makanya rela banget merintis dari awal banget dari bisnisnya masih berupa bayi.
Mereka itu contoh nyata dari penerapan yang aku dapat dari training Muda Mulia.
Berhubung obrolan nyambung, aku juga ga ragu-ragu membuka diri dan bercerita, dari training yang barusan aku dapat, sampai ke buku-buku yang sedang dan sudah dibaca. Jarang banget aku bisa ketemu orang yang bisa jadi tempat curhat. Karena mereka mendengarkan dan tau aku lagi berusaha starting dengan modal rupiah enol besar. Dari situ si bapak mulai menawarkan bantuan akan relasi-relasinya yang juga berkecimpung di dunia bisnis,

Dari kejadian ini aku sadar kalo kita berserah diri, semua jalan itu pasti dibukakan, dan dimudahkan. Sesuatu hal yang terjadi itu pasti saling menyambung, hasil reaksi dari aksi yang telah kita lakukan. Ga ada yang namanya kebetulan atau keberuntungan, maupun kesialan. Hasil yang didapat hari ini merupakan olah pikir dan aksi yang telah dilakukan oleh diri kita yang kemarin.

Iya, ilmu aku masih cetek, masih dibagian pantatnya panci yang hitam itu loh. Tapi ini sekedar sharing, semoga bermanfaat. :)

Sekian dan Terima Kasih,

Nate.